Bercocok Tanam dengan Hidroponik | Pakar Biologi
Selamat Datang di pakarbiologi.blogspot.co.id. Semoga dapat menambah wawasan Anda dan membuat hidup jauh lebih bermakna. Enjoy Your Life!!!

Monday 29 February 2016

Bercocok Tanam dengan Hidroponik

Seiring dengan waktu, kota mengalami perkembangan yang sangat pesat. Gedung-gedung menulang tinggi di mana-mana. Lahan terbuka hijau menjadi sangat terbatas, sehingga media kita untuk menanam menjadi berkurang. Akan tetapi, teknologi juga tak kalah pesat perkembangannya. Kita sudah dapat melakukan kegiatan bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah.

Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

Beberapa kelebihan dari system bercocok tanam hidroponik di antaranya:
·         Tidak membutuhkan tanah
·         Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misal disirkulasikan ke akuarium
·         Mudah dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien
·         Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan
·         Memberikan hasil yang lebih banyak
·         Mudah dalam memanen hasil
·         Steril dan bersih
·         Bebas dari tumbuhan pengganggu
·         Media tanam dapat dilakukan selama bertahun-tahun
·         Bebas dari tumbuhan pengganggu/gulma
·         Tanaman tumbuh lebih cepat

Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih. Sehingga untuk merancang interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Salah satu tanaman yang bisa dibudidayakan secara hidroponik adalah cabe. Dengan membudidayakan cabe secara mandiri, kita tidak perlu khawatir lagi dengan harga cabe yang kadang kala melambung tinggi. Selain itu, kita juga dapat menikmati cabe yang segar dari hasil menanamnya sendiri.

Cara Menanam Cabe Hidroponik
Tahap pertama menanam cabe secara hidroponik dimulai dengan pembibitan. Pilihlah buah cabe yang telah masak dan berbentuk sempurna. Irislah buah cabe tersebut secara memanjang untuk mengeluarkan biji cabe yang akan dijadikan sebagai bibit. Setelah biji dikumpulkan, cuci bersih dan rendam dalam air untuk mendapatkan biji cabe yang benar-benar sesuai untuk pembibitan. Pilihlah biji cabe yang tenggelam dan biji cabe yang mengapung dalam air harus segera dibuang karena kualitasnya buruk dan nantinya tidak dapat tumbuh dengan optimal. Setelah proses seleksi biji selesai, segera dilakukan proses persemaian.

Setelah itu, biji cabai yang akan disemai direndam terlebih dahulu dalam air untuk memicu pertumbuhan kecambah. Sambil menunggu proses perendaman, pembaca dapat menyiapkan wadah semai dan media tanam yang akan digunakan. Sebagai wadah semai dapat digunakan wadah plastik bekas yang kondisinya masih bagus. Cabe hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan dapat menggunakan sekam bakar dan coco peat dengan perbandingan 1:1. Berikutnya yaitu menaburkan biji yang telah direndam ke dalam wadah semai secara merata dan ditutup dengan plastik tipis untuk menghindarkan biji dari gangguan. Wadah ditempatkan di lokasi yang lembab dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

Setelah seminggu, biji cabe yang telah disemai pada umumnya telah berkecambah dan siap untuk mulai dipaparkan sinar matahari secara langsung untuk menguatkan pertumbuhan bibit. Agar tanaman cabe bisa berbuah dengan lebih cepat, sebaiknya memotong ujung cabang daun jika daun sejati telah tumbuh. Setelah proses pembibitan telah berhasil, tahapan berikutnya adalah memindah bibit cabe ke media yang lebih permanen yaitu polybag. Sebelum memulai proses pemindahan, pembaca perlu menyiapkan polybag dengan ukuran 40×40 cm yang mempunyai lubang pembuangan air dan tentunya telah diisi dengan sekam bakar dan coco peat dengan takaran 1:1.

Proses berikutnya yaitu pemindahan bibit ke polybag. Pilih bibit cabe yang telah memiliki daun sejati sejumlah 4 hingga 5 helai yang sehat dan berbentuk bagus. Kemudian segera pindahkan bibit yang telah dipilih ke dalam polybag secara hati-hati. Sebaiknya setiap polybag ditanami satu buah bibit supaya pertumbuhan tiap bibit tidak saling mengganggu pertumbuhan. Setelah selesai ditanam, segera siram dengan air yang cukup untuk membuat proses pertumbuhan bibit semakin bagus.

Budidaya cabe hidroponik membutuhkan perawatan yang tepat, seperti disiram air secara rutin untuk menjaga kesegaran dan pertumbuhan tanaman. Selain itu, perlu juga untuk menjaga tanaman khususnya bagian daun dari gangguan hama yang dapat berakibat buruk pada pertumbuhan tanaman.

No comments:

Post a Comment