Klasifikasi Fungi (Jamur) | Pakar Biologi
Selamat Datang di pakarbiologi.blogspot.co.id. Semoga dapat menambah wawasan Anda dan membuat hidup jauh lebih bermakna. Enjoy Your Life!!!

Wednesday 2 March 2016

Klasifikasi Fungi (Jamur)




Setelah musim hujan, kadang kita dapat menemukan sebuah organisme mirip payung yang tumbuh pada kayu-kayu lapuk. Dia adalah jamur. Sebenarnya jamur mempunyai banyak bentuk, namun pada umumnya yang sering kita lihat adalah yang berbentuk payung. Mari kita simak artikel berikut.

Pengertian Jamur
Jamur atau cendawan (Latin:Fungi) adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler). Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara aseksual dan ada juga dengan cara seksual. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanan. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan menjadi 4 divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Klasifikasi Jamur
Jamur dikelompokkan dalam beberapa divisi berdasarkan cara reproduksi dan struktur tubuhnya.

1.      Divisi Zygomycota
Jamur zygomycota dikenal sebagai jamur zygospora (bentuk spora berdinding tebal).

Ciri-ciri Zygomycota
  • Dinding sel tersusun dari zat kitin
  • Reproduksi secara aseksual dan seksual
  • Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
  • Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti)

Reproduksi Zygomycota
1.      Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa (-) dan hifa (+) bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk zygospora diploid. Zygospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.

Contoh Zygomycota
  • Rhizophus oryzae, jamur pada tempe
  • Rhizophus stolonifer, jamur pada roti
  • Rhizopus nigricans, menghasilkan asam fumarat
  • Mucor mucedo, saprofit pada kotoran ternak dan makanan.
Rhizophus oryzae
2.      Divisi Ascomycota

Ciri-ciri Ascomycota:
  • Dinding sel dari zat kitin
  • Bersel satu atau bersel banyak
  • Bereproduksi secara aseksual dan seksual.
  • Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu
  • Ada yang bersifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak
  • Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi seksual.

Reproduksi Ascomycota
1.      Aseksual
Perkembangbiakkan secara aseksual melalui pembentukan tunas, pembentukan konidia, dan fragmentasi. Warna spora dan konidia bemacam-macam. Ada yang hitam, coklat, bahkan kebiruan, dan juga ada yang merah oranye.
Ukuran tubuh Ascomycota ada yang mikroskopis (satu sel), ada yang makroskopis (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup saprofit, parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
2.      Seksual
Hifa yang bercabang-cabang ada yang berdiferensiasi membentuk alat reproduksi betina yang ukurannya menjadi lebh besar, yang disebut askogonium. Di dekatnya , dari ujung hifa lain terbentuk alat repoduksi jantan yang disebut anteridium berinti haploid (n kromosom). Dari askogonium tumbuh saluran yang menghubungkan antara askogonium dan anteridum. Saluran itu disebut trikogin. Melalui saluran trikogin inilah inti sel dari anteridium pindah dan masuk ke dalam askogonium. Selanjutnya, inti anteridium dan inti askogonium berpasangan. Setelah terbentuk pasangan inti, dari askogonium tumbuh beberapa hifa. Hifa ini disebut sebagai hifa askogonium. Hifa yang berpasangan itu masuk ke dalam askogonium, kemudian membelah secara mitosis, namun tetap saja berpasangan. Setelah memasuki inti, hifa askogonium terus tumbuh, membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di ujung-ujung hifa askogonium ini terdapat dua inti. Ujung hifa inilah yang kelak akan membentuk askus. Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya kompak, yang muda menjadi tubuh buah atau askokarp.

Dua inti di dalam askus yang berasal dari ujung hifa itu membelah secara meiosis membentuk 8 buah spora. Jadi, spora tersebut terbentuk di dalam askus, karena itulah disebut  spora askus. Spora askus dapat tersebar ke mana-mana karena angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa baru.

Contoh Ascomycota:
  • Penicillium

Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin
Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium comemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
  • Aspergillus

Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap dan tauco
Aspergillus niger, untuk menghilangkan O2 pada sari buah
Aspergillus flavus, untuk menghasilkan aflatoksin yang menyebabkan kanker hati (hepatitis)
Aspergillus fumigates, penyebab penyakit paru-paru pada aves
Saccharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang,dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape)
Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom
Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina.
Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualmnya  hanya sebentar.
Aspergillus wentii
3.      Divisi Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)

Ciri-ciri Basidiomycota
  • Hifanya bersekat, mengandung haploid
  • Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
  • Ada yang bersifat parasit, saprofit, danada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  • Reproduksi secara seksual (askospora) dan aseksual (konidia)

Reproduksi Basidiomycota
1. Aseksual
Dengan membentuk spora konidia tapi jarang terjadi reproduksi ini.

2. Seksual
Daur hidup Basidiomycota dimulai dari pertumbuhan spora basidium. Spora basidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang bersekat dengan satu inti, kemudia hifa membentuk miselium. Reproduksi seksual dengan cara membentuk basidiospora. Hifa (+) dan hifa (-) saling mendekat dan dinidng selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan inti dua haploid yang berpasangan (dikariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh menjadi miselium sekunder (dikariotik). Ujung miselium dikariotik berkembang menjadi basidium. Dua inti haploid dalam basidium bersatu menjadi 2n (kariogami). Setelah itu terbentuk empat tonjolan pada ujung basidium (sterigma). Inti 2n membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid dan bergerak menuju sterigma membentuk basidiospora. Basidiospora ini kemudian tumbuh menjadi hifa bersekat (n).

Contoh Basidiomycota
  • Pleurotus sp (Jamur tiram)
  • Polyporis giganteus (jamur papan)
  • Volvariella volvacea (jamur merang)
  • Auricularia polytricha (jamur kuping)
  • Ustilogo maydis, parasit pada tanaman jagung
  • Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
  • Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
  • Jamur shitake
Pleurotus sp
4.      Divisi Deuteromycota

Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur tidak sempurna), karena belum diketahui perkembangannya secara seksual.

Ciri-ciri Deuteromycota
  • Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
  • Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
  • Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
  • Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penykit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.

Reproduksi Deuteromycota
Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia, blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan benang hifa). Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi seksualnya.

Contoh Deuteromycota
  • Epidermophyton floccosum, menyebabkan kutu air
  • Epidermophyton microsporum, penyebab penyakit kurap
  • Melazasia fur-fur, penyebab paru
  • Altenaria sp., hidup pada tanaman kentang
  • Fusarium, hidup pada tanaman tomat
  • Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
Epidermophyton floccosum

No comments:

Post a Comment