Setelah
musim hujan, kadang kita dapat menemukan sebuah organisme mirip payung yang
tumbuh pada kayu-kayu lapuk. Dia adalah jamur. Sebenarnya jamur mempunyai
banyak bentuk, namun pada umumnya yang sering kita lihat adalah yang berbentuk
payung. Mari kita simak artikel berikut.
Pengertian Jamur
Jamur atau cendawan (Latin:Fungi) adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler).
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara aseksual dan ada juga dengan cara seksual. Jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanan. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur
merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis,
selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat
pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan menjadi 4 divisi,
yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
Klasifikasi
Jamur
Jamur
dikelompokkan dalam beberapa divisi berdasarkan cara reproduksi dan struktur
tubuhnya.
1.
Divisi Zygomycota
Jamur zygomycota dikenal sebagai
jamur zygospora (bentuk spora berdinding tebal).
Ciri-ciri
Zygomycota
- Dinding sel tersusun dari zat kitin
- Reproduksi secara aseksual dan seksual
- Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
- Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti)
Reproduksi
Zygomycota
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung
sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan
sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.
2.
Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa (-)
dan hifa (+) bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium
yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk
zygospora diploid. Zygospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam
sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid
keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
Contoh
Zygomycota
- Rhizophus oryzae, jamur pada tempe
- Rhizophus stolonifer, jamur pada roti
- Rhizopus nigricans, menghasilkan asam fumarat
- Mucor mucedo, saprofit pada kotoran ternak dan makanan.
Rhizophus oryzae |
2.
Divisi Ascomycota
Ciri-ciri Ascomycota:
- Dinding sel dari zat kitin
- Bersel satu atau bersel banyak
- Bereproduksi secara aseksual dan seksual.
- Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu
- Ada yang bersifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak
- Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi seksual.
Reproduksi Ascomycota
1. Aseksual
Perkembangbiakkan secara aseksual melalui pembentukan tunas,
pembentukan konidia, dan fragmentasi. Warna spora dan konidia bemacam-macam.
Ada yang hitam, coklat, bahkan kebiruan, dan juga ada yang merah oranye.
Ukuran tubuh Ascomycota ada yang mikroskopis (satu sel), ada
yang makroskopis (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup
saprofit, parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
2. Seksual
Hifa yang bercabang-cabang ada yang berdiferensiasi
membentuk alat reproduksi betina yang ukurannya menjadi lebh besar, yang
disebut askogonium. Di dekatnya , dari ujung hifa lain terbentuk alat repoduksi
jantan yang disebut anteridium berinti haploid (n kromosom). Dari askogonium
tumbuh saluran yang menghubungkan antara askogonium dan anteridum. Saluran itu
disebut trikogin. Melalui saluran trikogin inilah inti sel dari anteridium
pindah dan masuk ke dalam askogonium. Selanjutnya, inti anteridium dan inti
askogonium berpasangan. Setelah terbentuk pasangan inti, dari askogonium tumbuh
beberapa hifa. Hifa ini disebut sebagai hifa askogonium. Hifa yang berpasangan
itu masuk ke dalam askogonium, kemudian membelah secara mitosis, namun tetap
saja berpasangan. Setelah memasuki inti, hifa askogonium terus tumbuh,
membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di ujung-ujung hifa
askogonium ini terdapat dua inti. Ujung hifa inilah yang kelak akan membentuk
askus. Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya kompak, yang
muda menjadi tubuh buah atau askokarp.
Dua inti di dalam askus yang berasal dari ujung hifa itu
membelah secara meiosis membentuk 8 buah spora. Jadi, spora tersebut terbentuk
di dalam askus, karena itulah disebut spora askus. Spora askus dapat
tersebar ke mana-mana karena angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora
askus akan tumbuh menjadi benang hifa baru.
Contoh
Ascomycota:
- Penicillium
Penicillium
chrysogenum,
untuk pembuatan antibiotik penisilin
Penicillium
notatum, untuk
menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium
comemberti, untuk menambah
cita rasa (pembuatan keju)
- Aspergillus
Aspergillus
wentii, untuk
pembuatan kecap dan tauco
Aspergillus
niger, untuk
menghilangkan O2 pada sari buah
Aspergillus
flavus, untuk
menghasilkan aflatoksin yang menyebabkan kanker hati (hepatitis)
Aspergillus
fumigates, penyebab
penyakit paru-paru pada aves
Saccharomyces
cereviceae
(ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang,dan mengubah
glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape)
Neurospora
sitophilla, untuk
pembuatan oncom
Candida
albicans, bersifat
parasit, menyebabkan penyakit pada vagina.
Neurospora
crassa, untuk
pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualmnya hanya sebentar.
Aspergillus wentii |
3.
Divisi Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada
karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
Ciri-ciri
Basidiomycota
- Hifanya bersekat, mengandung haploid
- Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
- Ada yang bersifat parasit, saprofit, danada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
- Reproduksi secara seksual (askospora) dan aseksual (konidia)
Reproduksi
Basidiomycota
1. Aseksual
Dengan membentuk spora konidia tapi
jarang terjadi reproduksi ini.
2. Seksual
Daur hidup Basidiomycota dimulai
dari pertumbuhan spora basidium. Spora basidium akan tumbuh menjadi benang hifa
yang bersekat dengan satu inti, kemudia hifa membentuk miselium. Reproduksi
seksual dengan cara membentuk basidiospora. Hifa (+) dan hifa (-) saling
mendekat dan dinidng selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan
inti dua haploid yang berpasangan (dikariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh
menjadi miselium sekunder (dikariotik). Ujung miselium dikariotik berkembang
menjadi basidium. Dua inti haploid dalam basidium bersatu menjadi 2n
(kariogami). Setelah itu terbentuk empat tonjolan pada ujung basidium
(sterigma). Inti 2n membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid dan bergerak
menuju sterigma membentuk basidiospora. Basidiospora ini kemudian tumbuh
menjadi hifa bersekat (n).
Contoh Basidiomycota
- Pleurotus sp (Jamur tiram)
- Polyporis giganteus (jamur papan)
- Volvariella volvacea (jamur merang)
- Auricularia polytricha (jamur kuping)
- Ustilogo maydis, parasit pada tanaman jagung
- Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
- Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
- Jamur shitake
Pleurotus sp |
4. Divisi
Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi
imperfecti (jamur tidak sempurna), karena belum diketahui perkembangannya secara
seksual.
Ciri-ciri
Deuteromycota
- Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
- Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
- Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
- Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penykit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.
Reproduksi Deuteromycota
Reproduksi aseksual
jamur ini dengan cara menghasilkan konidia, blastophora (membentuk tunas), dan
arthrospora (membentuk spora dengan benang hifa). Cara reproduksi seksualnya
belum diketahui sehingga dinamakan fungi imperfecti
atau jamur tidak sempurna. Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya,
Fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara
reproduksi seksualnya.
Contoh
Deuteromycota
- Epidermophyton floccosum, menyebabkan kutu air
- Epidermophyton microsporum, penyebab penyakit kurap
- Melazasia fur-fur, penyebab paru
- Altenaria sp., hidup pada tanaman kentang
- Fusarium, hidup pada tanaman tomat
- Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
Epidermophyton floccosum |
No comments:
Post a Comment